• Jelajahi

    Copyright © TUAH NUSANTARA | TANDA CINTA UNTUK INDONESIA
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

     


    Tantangan Mempertajam Pikiran ! // Catatan Pikiran : Syarifuddin Tanzil

    Redaksi Utama
    Kamis, 11 Januari 2024, 12:27 AM WIB Last Updated 2024-01-12T00:52:14Z

     




    Selamat hari ini, sis dan bro serta sahabat “Saya Peduli” Nusantara…

     

    Semoga hari ini dan esok jauh lebih baik daripada hari kemarin…

     

    Sisi dan bro, nikmatilah hidup yang sekali ini dalam kegembiraan dan kebahagiaan yang membuat hidup menjadi lebih asyik dan menarik.

     

    Namun begitu, tak sedikit di antara kita yang terkebak dalam rutintas kehidupan yang monoton yang pada akhirnya membawa kita kepada kejenuhan hidup. Merasa jenuh dalam hidup adalah ancaman berbahaya untuk menempuh esok yang lebih baik.

     

    Apa yang membuat kita terjebak jenuh hidup. Karena, yang kita hadapi tiap hari itu ke itu saja. Hidup tanpa variasi dan improvisasi sama juga dengan membunuh jiwa dan menumpulkan pikiran-pikiran kita.

     

    Sebagian orang-orang yang terjebak dalam apa yang disebut dengan “Zona Nyaman” adalah sebenarnya orang-orang yang  sulit mengembangkan diri dan segala potensinya.

     

    Dalam dunia digital dan kemajuan teknologi yang amat dahsyat, maka Zona Nyaman alias Zona monoton bagai cincin yang terpasang bertahun-tahun di jari telunjuk yang akibatnya menyakitkan dan sulit dilepaskan !

     

    Untuk itu, apa jalan keluarnya, sis dan bro?

     

    Kalau ingin hidup tak jenuh, lakukan terus sesuatu yang baru atau sesuatu yang beda.

     

    Sesuatu yang beda itu adalah senantiasa menciptakan tantangan-tantangan baru dalam kehidupan. Terciptanya tantangan karena pikiran. Pikiran melahirkan gagasan.Gagasan yang lahir, jangan mengendap di ruang kepala. Tapi, laksanakan. Begitu kita bangun tidur, bukannya kembali menarik selimut untuk tidur lagi tapi adalah lemparkan selimut dan jemput mimpi-mimpimu.

     

    Jemput dan laksanakan mimpi-mimpi baru tiap hari, adalah pembuat hidup menjadi lebih variative dalam improvisasi yang tepat sasaran dan terukur. 

     

     

    Bila satu tantangan selesai, jangan berhenti sampai di situ. Pikirkan sesuatu yang baru.

     

    Jangan pernah  berhenti berpikir. Ciptakan terus tantangan tantangan lain.

    Menciptakan dan melaksanakan tantangan adalah cara lain

    " memperpanjang usia".  Hidup tak boleh pensiun dari pikiran dan melaksanakan pikiran-pikiran elok.

     

    Hidup itu asyik. Bukan keras. Apalagi, kekerasan. Hidup itu keindahan dalam sulam kelembutan berbilik “Saya Peduli”.

     

    Tapi, kita tak bisa menafikan bahwa hidup itu adalah “pertarungan dan pertaruhan yang keras dan sengit”.

     

    Kita harus menjadi pemenang dalam kehidupan.

     

    Jangan gampang  melambaikan tangan ke kamera kehidupan. Orang yang suka menyerah akan mempercepat "kematian".

     

    Ada saatnya kita "menolak ajal" di saat mana ajal " gadungan" menyesatkan kita dan menganggap itu " ajal benaran".

     

    Jangan pernah takluk oleh kekuatan tak jelas yang melemahkan daya pikiran. Dunia itu pertarungan yang keras, tajam, licin dan licik.

     

    Cara menghadapinya, jangan ragu. Jangan takut. Jangan mundur. Jangan menyerah. Hadapi !

     

    Jangan biarkan persoalan bergenang-genang. Sebab, ;persolan satu akan tumbuh menjadi persoalan dua dan beranak pinak menjadi persoalan-persoalan berlapis. Untuk itu, selesaikan persoalan sebelum ia menjadi sesuatu yang berlapis-lapis.

     

    Di tangan orang cerdas persoalan besar terurai menjadi sederhana. Namun, sebaliknya, di tangan orang-orang minus pikiran, maka persoalan kecil menjadi besar.

     

    Jangan pernah takut dengan menghadapi badai besar. Karena, sebesar-besar badai, ia pasti akan berlalu.

     

    Jangan pernah takut dengan hambatan dinding berbeton kuat, siapa tahu dinding itu hanya dinding kertas.

     

    Jangan pernah berhenti di hujan lebat dan deras. Karena, sehabis hujan, langit akan indah berhias Pelangi. 

     

    Tak ada api yang benar benar hangat dan tak ada baja yang benar benar kuat selagi kita tahu, kita yakin dan kita percaya bahwa kita mampu mengatasinya.

     

     

    Ujung dari air mata adalah gelak tawa. Ujung tawa adalah air mata. Ujung dari “mendapat” adalah kehilangan. Ujung kehilangan adalah mendapat. Ujung ada adalah tiada. Ujung tiada adalah ada. Ujung kelebihan cinta adalah benci. Ujung benci adalah rindu. Ujung selesai adalah awal. Ujung awal adalah selesai.

    Tapi, tidak semua ujung adalah pangkal. Dan tidak semua pangkal adalah ujung.

    Ada sesuatu yang tidak bisa dibaca,disimak,diduga dan tak bisa dianalisis walau dalam riset berlapis.

     

    Apa?

    " RahasiaNya dan Dia Yang Maha Ghaib".

    Terlepas dariNya; bacalah...walau "sedikit".

     

    Maka beruntunglah orang-orang yang suka "membaca" karena tingkat kearifannya adalah  " rasa sebanding daya" .

     

    Daya rasa adalah energi yang hanya dipahami oleh orang-orang yang terpilih di bilik paling sunyi!

     

    Petunjuknya, dunia beradat  " kejar" dan akhirat beradat " dapat".

    Selamat menjalankan hidup indah dan damai.

     

    Jangan putus asa. Kalau Tuhan sudah berkehendak, percayalah; tak ada yang tak mungkin.

     

    Sampaikanlah dengan “Bunga Mawar” dan ucapkan “Saya Peduli”.

     

    Salam Solidaritas ! (*)

    Catatan Tentang Penulis:

    Syarifuddin Tanzil adalah  Caleg DPR RI dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dapil Jawa Tengah II yang meliputi Demak, Kudus dan Jepara. Nomor Urutnya  1. 

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini