Padang, Tuahnusantara.com
Bupati Lima Puluh Kota Safaruddin tidak main-main dalam menerapkan
pelayanan kepada publik. Ia memaklumatkan kepada seluruh OPD untuk selalu ada
dan hadir di tengah kehidupan rakyat.
“ Kita harus segera melakukan percepatan pembangunan bagi
Kabuppaten Lima Puluh Kota. Kita tidak main-main dalam mengejar segala
ketertinggalan. Kita sudah bosan menjadi kabupaten yang stagnan dalam
pembangunan !” ujar Bupati Safaruddin ditemui di Gubernuran seusai menerima
penghargaan dari Ombudsman RI menyangkut Pelayanan Publik Berprediket Tinggi,
Senin (8/1) siang.
Kepada segenap perangkat OPD , Bupati Safaruddin menginstruksikan
untuk terus bergerak dan melayani publik dengan semangat dan keikhlasan bekerja
sebagai abdi negara. “ Kita digaji negara untuk melayani rakyat. Kita digaji
bukan untuk minta dilayani. Bukan begitu. Kita ada dan kita hadir untuk
masyarakat. Jangan pernah mengeluh. Jangan pernah mendongkol. Layani masyarakat
dengan cepat dan senyum kebahagiaan !” kata Bupati Safaruddin yang tidak pernah
diam duduk di ruang kerjanya.
Bupati Safaruddin adalah bupati yang selalu mengunjungi
masyarakatnya. Yang selalu menggagas program pembangunan sesuai kebutuhan
masyarakat, bukan sesuai keinginan pemimpin.
Bupati Safaruddin belum genap tiga tahun memimpin. Awal
kepemimpinannya, dunia dilanda pandemi corona. Pada saat itu, nyaris sebagian
besar APBD tersedot untuk penanggulangan covid. Covid 19 telah
memprak-porandakan sendi-sendi ekonomi rakyat. Namun begitu, Safaruddin tak
pernah putus asa. Ia terus mencari celah untuk bagaimana cara membangkitkan
kembali semangat rakyat dan memulihkan ekonomi masyarakat.
Pada sektor perdagangan, ia melirik dan memprogram kegiatan
yang bertujuan untuk pengembangan UMKM. Untuk bidang pertanian, ia bangun
lahan-lahan tidur yang selama ini mubazir. Ia lalukan program pengembangan
lahan jagung masyarakat di atas lahan dengan taget pengembangan 20 ribu hektar
lajhan tidur.
Ia bantu petani dengan bibit. Ia turunkan para penyuluh
pertanian untuk mengatasi hama penyakit tanaman. Ia dorong dan ia beri petani
untuk terus bersemangat.
“ Harapan kita, petani tak lagi miskin!” ucap Safaruddin yang
juga anak seorang petani dan peternak. Bahkan, sejak masa kecil, sepulang
sekolah ia ke ladang dan ke sawah membantu orang tuanya menggarap lahan untuk
hidup dan kehidupan.
“Saya, petani. Besar dan hidup dari tani. Saya dapat
merasakan susah hidup seorang petani. Salah satu program saya melakukan
peningkatan kesejahteraan bagi petani.Untuk itu saya wanti-wanti kepada Kepala
Dinas Pertanian untuk selalu hadir dan ada bagi masyarakat petani. Bergeraklah
dengan segala gagasan untuk program masa depan petani !” ucap Safaruddin yang
sangat dekat dengan para petani.
Saking dekatnya dengan petani, sebagian besar petani menyebut
beliau dengan
“ Bupati Kanti Petani”.
Bupati Safaruddin, bupati yang baik dan elok. Bupati yang
selalu bertenggang rasa dan “paibo”. Walau banyak pihak yang mengatakan bahwa “
Pak Safar orangnya tidak tegaan” tapi kalau itu menyangkut disiplin dan
kinerja, ia amat tegas.
“Bupati Safaruddin, bupati yang memimpin dengan gaya ninik
mamak. Ia orang bijak yang arif. Dalam memecahkan persoalan ia sangat
hati-hati. Ia seperti menarik rambut dalam tepung. Sejauh ini saya mengamati, kebijakannya
kebijakan yang jauh dari menyakiti hati orang banyak. Kebijakannya, kebijakan
yang berbasis rasa dan rasional. Yang paling berkesan di hati saya, Pak Safar
sangat bersahaja. Ia benar-benar low-profil dan rendah hati ! “ kata Yunus
warga kota Padang asal Pangkalan, Senin ( 8/1) lalu.
Olala….!
Yang terbaru dan yang paling populer dan paling
ditunggu-tunggu masyarakat Kabupaten Lima Puluh Kota, ketika Bupati Safaruddin
menginstruksikan kebijaksanan kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Lima Puluh Kota untuk memberikan layanan tiap hari tanpa libur kepada
masyarakat.
“ Untuk melayani masyarakat, tak ada istilah libur. Kita nonstop,
tujuh hari !” ujar bupati.
Teranyar bupati Safaruddin Dt Bandaro Rajo mengunjungi ladang Ayah, seorang polisi petani yang asik bertanam sayur - sayuran di sela kesibukannya menjadi Wakapolres Kota Payakumbuh. Nama aslinya adalah Kompol Russirwan, SH.
Ayah bertani Berkat dorongan Bu Kapolres Payakumbuh AKBP WAHYUNI SRI LESTARI SIK MH dan masyarakat Kecamatan Akabiluru. Menurut Ayah, semua itu untuk ketahanan pangan dan pengendalian inflasi.
Ayah dan bupati Safaruddin sama - sama petani, berbuat untuk negeri di bidang ketahanan pangan. Semoga tanah Limapuluh Kota makin subur dan rakyat hidup makmur !
(Fadli)